Selasa, 04 November 2008

Komposter Tungku


KOMPOSTER MODEL TUNGKU

Dalam proses pengomposan tidak mengeluarkan air lindi, bau tidak menyengat, cepat jadi, dan tidak ribet menggunakannya

Pengelolaan sampah mandiri dan produktif di Sukunan sudah banyak dikenal oleh masyarakat baik lokal, nasional bahkan internasional. Dalam pengelolaan tersebut Sukunan terus mengembangkan diri dalam kaitannya pengelolaan lingkungan secara umum. Seperti halnya dalam pengolahan sampah organik rumah tangga dan pekarangan. Sukunan merancang beberapa tempat pembuatan kompos (komposter) yang dirancang khusus untuk mengatasi sampah organik rumah tangga (sisa makanan, nasi, sayur, kulit buah, batang sayur, dll).

Komposter yang dikembangkan Sukunan dikenal dengan sebutan KOMPOSTER MODEL TUNGKU. Bahan yang digunakan bisa dari plastic, tanah liat, seng dan batako, sesuai dengan keinginan pemakainya. Komposter ini sangat mudah sekali pemakaiannya. Semua jenis sampah organik rumah tangga bisa masuk dalam komposter tersebut, yang penting ukurannya diperkecil.

Sebelum digunakan, komposter diisi dulu dengan penahan awal yang bisa hancur dan starter untuk pemacu penguraian sampahnya. Dalam proses pengomposan tidak mengeluarkan air lindi, bau tidak menyengat, cepat jadi, dan tidak ribet menggunakannya. Dalam praktek penggunaannya, bisa sharing dengan unit kompos yang di koordinatori oleh Mujiyono.

Kontak :

Mujiyono (081328081471)

Sukunan RT 08 / RW 19, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55293

Email : sukunanbersemi@yahoo.com

Produk : Kompos alami, Inokulan/starter, Komposter

Senin, 03 November 2008

Pengalaman Pertama

Energi positip yang selalu menguatkanku dalam pencarian ini ternyata membuahkan hasil, hingga akhirnya aku mendapatkan 1 daerah dampingan di bantaran sungai Winanga perkotaan Yogyakarta, yaitu : RW 006 Suryowijayan, Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta


Mencari dan memilih daerah dampingan merupakan pengalaman pertama yang aku peroleh setelah bekerja di Perkumpulan Jendela Ekologi. Hal ini memang karena sesuai dengan peran yang diberikan padaku di JE yaitu sebagai Manajer Pendampingan. Sebelum bekerja di Perkumpulan Jendela Ekologi aku bekerja di Sukunan membantu donor Sukunan dalam monitoring program serta mengumpulkan informasi dan data kegiatan disana.

Saat masih bekerja di Paguyuban Sukunan Bersemi unit Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), aku menginginkan sekali mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk peduli pada lingkungan lewat pendampingan. Tapi keinginan itu belum bisa terwujud karena kapasitas kerjaku masih lingkup 1 RW dan manajemen paguyuban masih belum memungkinkan untuk melakukan hal itu. Setengah tahun bekerja di Paguyuban ada tawaran kerja sama dari beberapa LSM untuk melakukan pendampingan di 2 wilayah.

Ini pengalaman pertamaku melakukan pendampingan. Karena kerjasama dengan pihak lain, kapasitas kerjaku hanya melakukan penyuluhan, pelatihan dan mengevaluasi. Jadi wilayahnya sudah ditentukan oleh Lembaga tersebut. Aku masih bingung harus bagaimana dalam mendampingi warga dengan baik dan bagaimana agar masyarakat punya mimpi/cita-cita terhadap kampungnya. Itu penalamanku selama kerja di Paguyuban Sukunan Bersemi, kampungku sendiri.

Setelah bekerja di JE, ternyata tidak semudah seperti yang aku bayangkan dalam mencari daerah dampingan. Aku harus melakukan survei dan observasi lapangan terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana keadaan wilayah serta potensinya. Aku harus keluar masuk ke setiap jalan dan gang-gang di daerah yang akan dipilih. Harus mengumpulkan informasi dari warga sekitar, tetapi tidak secara langsung, hanya lewat obrolan-obrolan biasa seperti di warung, jalan dan tempat lain. Selain lewat pengumpulan data dan informasi dari lapangan, diperlukan juga perasaan/felling kita dalam menentukan lokasi. Bahkan keenggananku berurusan dengan birokrasi pemerintahanpun harus aku lalui. Walaupun kadang masih terbayangkan hal-hal jelek dari sistem kerja di pemerintahan kita.

Energi positip yang selalu menguatkanku dalam pencarian ini ternyata membuahkan hasil, hingga akhirnya aku mendapatkan 1 daerah dampingan di bantaran sungai Winanga perkotaan Yogyakarta, yaitu : RW 006 Suryowijayan, Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta

Doain ya?! Semoga aku, JE dan masyarakat disana mampu mengembangkan kampung ramah lingkungan.